Defisit Kalori

Jungkook membuka matanya perlahan, rasanya sama seperti bangun tidur namun tubuhnya terasa lemas. Ia menoleh saat suara seseorang yang sedang bergumam di sebelahnya. Yoongi duduk bersila di sampingnya, di dalam ruangan latihan hanya sisa mereka berdua namun Jungkook tidak tau apa tujuan Yoongi berada di ruangan ini.

“Udah bangun?”

Yoongi bertanya kemudian memindahkan handphone yang ia maini sedari tadi. Ia menunggu Jungkook terbangun kurang lebih dari 30 menit. Jungkook terbangun duduk menatap wajahnya di cermin yang berada di depannya kemudian.

“udah jam berapa?”

“sebelas.”

Seharusnya, Jungkook sudah pulang sejam yang lalu. Ia tidak dapat menemukan handphonenya di sekitar namun Yoongi mengisyaratkan bahwa benda yang ia cari berada di sofa tunggu di sudut ruangan.

“Gaada air mineral atau cemilan di sini. Ga makan lagi sebelum latihan?” tanya Yoongi masih berada di tempatnya.

“Makan sebelum latihan gabakal bikin berat gue turun.”

“Namjoon udah pulang?”

“Gue suruh pulang,” ucap Jungkook malas. Bukan karena apanya namun itu karena energi yang entah mengapa rasanya sangat terkuras.

“Lakuin defisit kalori yang tepat. Lo juga gak makan siang, mau sakit lagi?” nada kekhawatiran Yoongi mulai muncul. Bagaimana tidak, artisnya kini kembali memulai diet ekstrim untuk tur nya.

“Gue cuman ketiduran, kecapean. Lo sendiri kenapa di sini?”

“Ruang latihan nyala se terang ini dan gue bisa jamin yang di dalem ruangan itu lo sih.”

“Terus?”

“Jeon jungkook,” ucap Yoongi kemudian menoleh menatap pemuda itu dalam. “You’re too hard to yourself, gue tau jeon jungkook dan lo sendiri. Staff udah banyak yang pulang.”

Perkataan Yoongi hanya menjadi angin lewat bagi Jungkook. Ia menanamkan pada dirinya tentang apa yang harus ia capai sebelum tur mulai. Ia harus bisa mencapai semuanya dengan sempurna.

“Makasih atas perhatiannya, gue juga mau pulang habis ini.” Jungkook beranjak, meninggalkan Yoongi yang masih duduk menatap kepergiannya.

“Gue gak ngomong ini bukan ada alasan, you’re my artist so I should take care of you,” ucap Yoongi kemudian. Jungkook menoleh menatapnya setelah ia meraih tasnya dan bersiap untuk pulang . “What do you expect then? Gue baper?” nadanya ketus. Jungkook sudah membuang semua perasaannya terhadap Yoongi bertahun-tahun setelah mereka berakhir namun entah mengapa Yoongi kini terlihat menarik Jungkook kembali kemudian melepaskannya jika Jungkook sudah berada di genggamannya. Bukan tanpa alasan Jungkook berfikir seperti itu, Yoongi melepaskannya begitu saja saat direktur utama berkata bahwa karir Jungkook akan berakhir jika Yoongi tidak mengakhiri hubungan mereka. Yoongi tidak berfikir panjang dan pada malam itu juga, ia melepaskan Jungkook.

“Gaada yang bilang gue mau baperin lo. You should eat more, you can’t even thinking straight kiddo.” Yoongi tidak kalah ketusnya. Ia bangkit dari duduknya dan saat itu pula Jimin masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang sangat khawatir.

“Bunny, you okay?” ia langsung menghampiri Jungkook dan memeluknya. Pemandangan yang Yoongi saksikan seperti membawa mereka kembali ke memori yang lama.

“Ini aku mau pulang, kok kesini?” Senyum Jungkook merekah saat menatap wajah Jimin.

“Telponku ga diangkat sama sekali—Yoongi, Jungkook gapapa kan tadi?” JImin mengalihkan wajahnya ke arah Yoongi.

“Gapapa, tapi dia harus makan banyak. Kayaknya pikirannya juga harus dijaga,” ucapa Yoongi menjadi penutup perbincangan mereka senelum pemuda itu meninggalkan ruangan terlebih dahulu. JUngkook hanya menatapnya sekilas kemudian kembali memeluk Jimin.

“Khawatir ya?”

“Banget banget. Kamu udah makan? Aku masak-“

“Aku mau istirahat aja ya? Kamu belum masak kan?”

“aku udah—Jeon jungkook aku udah masak!” suara Jimin kini seperti menggertak namun ia tidak sekesal itu.

“Ayo pulang, makan, aku udah masak masakan yang gabakal lebih dari jumlah kalori harian kamu jadi gaperlu khawatir untuk diet, okay?” Jungkook hanya mengangguk dengan senyum di wajahnya. Seperti ia sedang menghibur diri dan menghibur Jimin yang nampaknya kesal mengetahui bahwa Jungkook belum memasukkan apa-apa kedalam perutnya sejak siang. Raut wajahnya seakan mengejek namun Jimin hanya mencubit perut pemuda dengan gemas.

“Aku bakal jaga makan mu bukan berarti tidak makan sama sekali. you’re gonna lose weight but in a healthy way.” Jimin memastikan bahwa keaksihnya itu tidak kekurangan gizi atau kekurangan energi selama beberapa minggu kedepan. Jungkook menjadi prioritas utamanya sekarang dan Jungkook berusaha mengimbangi dengan tujuan kesempurnaannya.