Non Dating
Jimin memasuki ruang kafe dan Namjoon menyambutnnya dengan mengangkat tangannya sebagai penanda bahwa Jungkook dan dirinya sedang duduk di kursi pojok. Jimin langsung mengambil tempat duduk di depan Jungkook saat Namjoon melarang mereka untuk duduk bersampingan.
“Nope.”
Raut wajah sang manager mengisyaratkan mereka untuk tidak berinteraksi secara berlebih terlebih dahulu karena mereka sedang berada di ruang publik. Jungkook hanya tersernyum menggoda Jimin dan begitupun sebaliknya. Tidak ada percakapan yang intens, hanya percakapan; “enak kopinya?”, “Pesan apa?” namun raut wajah mereka saling menggoda satu sama lain.
Tangan Namjoon kembali ia angkat saat ia sedang mengunyah sesuatu.
“Yoongi!” panggil Namjoon. Jungkook dan Jimin serentak menatap Yoongi yang mendekati meja mereka dan duduk tepat di sebelah Jungkook. Jimin masih memasang senyumnya dan berbasa-basi dengan mudah kepada Yoongi sedangkan Jungkook sudah kehilangan senyumnya saat Yoongi duduk di sampingnya.
“Bagaimana progress lagunya?” tanya Namjoon kepada Yoongi.
“50%, dan mungkin bakalan jadi kok sebelum tur. Gue yakin itu,” balas Yoongi sambil menyesap kopi yang ia pesan tadi.
Jimin hanya menyantap makanannya dengan hati dalam keadaan baik sedangkan Jungkook merasa aneh berada di samping Yoongi.
Perdebatan beberapa hari sebelumnya sedikit membuat dirinya canggung jika berada di samping Yoongi.
“Jadi nanti ada sesi rekaman?” tanya Jungkook berusaha menghilangkan rasa canggungnya.
“Jadi. Tapi gue cuman butuh beberapa dulu buat demo. Masih gue halusin juga ini,” ucap Yoongi dengan raut wajah yang biasa saja. Jimin yang sepertinya peka terhadap Jungkook merasakan sesuatu yang aneh terhadapnya. Ia kemudian sedikit memajukan tubuhnya lalu berbisik, “Koo, you okay?”
Sangat berusaha agar tindakannya tidak terlalu memakan perhatian, Jungkook tersenyum sambil menatap Jimin. Ia kemudian membalas bisikan Jimin dengan berkata, “Mau aku pesenin apa? Kamu cuman minum tadi. Roti?”
Jimin menggeleng lalu kembali berbisik, “Ada roti kamu, aku makan roti kamu aja.”
“Roti yang mana?”
“Hahaha kook..you know wich bread is?”
Mereka saling berbisik dan Namjoon hanya menggeleng mendengar bisikan mereka.
“Kalian bener-bener. Jimin lo beneran gamau roti?” tanya Namjoon kepada Jimin.
“Biar gue aja yang pesen.” Jimin hanya tersenyum dari gelak tawanya tadi. Ia kemudian bangkit dan menuju kasir untuk memesan satu roti lagi.
Kali ini, Namjoon tidak mengangkat tangannya saat seseorang masuk kedalam ruangan.
“Gyu? Hey!” sapa Namjoon kemudian berdiri dan membalas pelukan Mingyu sebagai sapaan.
“Long time no see, kook, oh yoongi?” senyumnya merekah saat melihat Yoongi yang duduk di sebelah Jungkook. Mingyu duduk tepat di mana Jimin duduk sebelumnya lalu kemudian melontarkan pertanyaan, “Beneran balikan nih?”
Namjoon tersedak saat pemuda itu dengan entengnya mengeluar kata ‘balikan’ di hadapan Jungkook dan Yoongi yang notabenenya sudah canggung sedari awal.
“Oh? Kita—“ omongan Yoongi terputus saat Mingyu langsung berkata, “Kalian cocok. Serius. Yoongi take care of you so well kook, Yoongi? Punya support system yang bagus. Cocok cocok.”
Tidak ada senyum dari Jungkook. Matanya justru menatap Jimin yang sepertinya berjalan ke arah mereka.
“Gyu, that’s someone’s seat..actually..” Jungkook menunjuk kursi yang Mingyu duduki dan nampaknya pemuda itu sedikit kaget saat Jimin berada di sampingnya dengan nampan berisikan roti isi.
“Oh, sorry sorry..gue cuman mau duduk di depan pasangan baru ini.”
Shit, Jimin mendengarnya dan tatapan Namjoon sangat buruk.
“Jadi—“
“Kenalin dulu Gyu, Jimin. Video director buat tur kali ini.” Untuk menghentikan omong kosong pemuda itu, Namjoon mengalihkan pembicaraan.
“Oh, hi cutie, Kim Mingyu. You’re the luckiest soalnya pernah pacaran sama Jungkook. But sorry for your lost, Yoongi won now,” ucap Mingyu dengan senyum masih terpapar di wajahnya. Raut wajah Jimin semakin buruk. Ia hanya menatap Jungkook sesekali kemudian menatap Yoongi.
“Hi gyu, gue udah denger lo kok. Lo terkenal dan ex-member di grup Jungkook kan dulu?”
“hahahaha you know me, so, have a plan for Sunday night?”
“Gyu—“ Jungkook ingin berbicara namun Mingyu langsung berkata,
“kalau ga, gue boleh ajak jalan sebelum gue balik ke jepang? No worries, media ga terlalu suka sama gue.”
Namjoon sedikit kesal, rahangnya mengeras saat ia menatap Jungkook yang berusaha untuk mengatakan sesuatu dan Mingyu yang terus-terusan menggoda Jimin dengan mudahnya.
“Sorry tapi gue harus kerja, editing dan sebagainya.” Jimin menolak memberi kelegaan kepada Jungkook namun hatinya sedikit kesal saat mendengar kata bahwa Jungkook dan Yoongi pernah berhubungan.
“Gue gabisa maksa sih. Tapi gue janji bakal ajak lo jalan, gimana gimana?”
“Gue gabisa, gue sibuk—“
“Gyu,” ucap Jungkook memotong perkataan Jimin.
“Ada event apa di sini?” lanjutnya mengganti obrolan.
“Tadi gue wawancara radio dan beberapa hari kedepan ada shoot buat brand. And they asked about your relationship with Yoongi, how strange but I said yes you guys are dating—“
“Wait.” Kini Namjoon yang memotong pembicaraan MIngyu. Wajah MIngyu menjadi bingung.
“Lo bilang apa ke radio?”
“Mereka cuman nanya apakah kalian se deket itu dan ya gue iyain? Kalian bener deket kan?”
Jawaban yang Jimin ingin dengar ialah ‘tidak’ namun Yoongi mengatakan sebaliknya. “Kita emang deket sebagai artis dan produser, apa yang lo harapkan?”
“Yaa..more than that?”
“There’s no more than that..” ucap Namjoon berusaha membantu.
“But you look good with each other? I mean.. jungkook sayang banget sama lo dulu Yoon. So why not?”
“Jungkook artis gue Gyu, he’s not dating with anyone.” Sangat tegas Namjoon mengatakan hal itu kepada Mingyu.
“Not any-“
“He’s not on dating. You hear me?”
Kalimat itu terus berulang sampai membuat Jimin muak. Ia harus tetap diam dalam pembicaraan atau Jungkook akan terkena masalah. Ia tidak bisa berlama-lama lagi dan memutuskan untuk pergi.
“Sorry tapi gue harus ngedit beberapa video dulu. Gue pamit ya, joon, yoon, gyu, kook..”
Ia hanya berlalu begitu saja. Semuanya terdiam sepersekian detik. Saat Jungkook segera ingin menghubungi JImin, ia baru sadar bahwa Jimin tidak memberikan handphonenya setibanya Jimin di kafe. Kini ia hanya menunduk, berusaha berfikir ia harus menghadapi Jimin entah bagaimana.