Save Me

Yoongi menatap Namjoon tak percaya saat dirinya menjelaskan bahwa Jimin sangat membenci Hoseok. Mati atau tidak Jimin tak peduli. Kepalan tangan Yoongi terlihat di atas kemudi.

“You can hit me but after we save Hoseok, okay? You can even kill me, hyung.” Di depan mereka terlihat gedung yang minim pencahayaan.

Sepengetahuan namjoon, untuk masalah pridai, Jimin tidak terlalu melibatkan anak buahnya. Namjoon berinisiatif untuk berbicara dengan Jimin agar ia dapat menyelamatkan Hoseok.

“What are you doing after this?” Yoongi tak yakin, ia berusaha berpikir tenang.

“berhenti jadi model dan menikahi Jimin itu rencana paling mana yang gue bisa kasih.”

“Hoseok?”

“I don’t know..i hope he can understand.”

Yoongi menghela nafasnya. “Gue nunggu di sini. Sesuai perjanjian, gue bakalan nelpon polisi kalau 30 menit lo dan Hoseok belum keluar.”

“don’t, Jimin ga bakal segan nembak Hoseok.”

“Alright..” Yoongi sedikit mengangguk. “Make sure you safe, Hoseok too.” Sedikit jeda di perkataannya. “But don’t hurt Jimin. Kalau lo gamau berurusan dengan polisi, please don’t hurt him.” Yoongi sedikit tidak yakin namun ia juga tak ingin Jimin terluka.

“Okay got it.”

Namjoon keluar dari mobil kemudian berjalan menuju tempat yang Jimin beritahu. Sedikit penerangan dan terlihat imin yang sedang berdiri tersenyum menatapnya.

“Oh? Kamu dateng?”

“Let Hoseok go.”

“you fucked him.”

“What do you want?”

“Kill him?” Namjoon menghela nafasnya. Ia tidak bisa melihat keberadaan Hoseok.

“Jimin, gue lakuin apa mau lo tapi please let him go.”

“Dan lo mau lakuin apapun demi Hoseok? That’s love. Dan gue gamau lo jatuh cinta sama Hoseok, Namjoon.” Jimin tertawa kecil, meremehkan Namjoon yang berada di depannya. Jentikan jarinya memperlihatkan dua orang pria yang menyeret Hoseok. Baju yang sedikit sobek dan rambut berantakan menjadi triger untuk Namjoon. Ia ingin berlari namun langkahnya terhenti saat Jimin menodongkan pistol ke arahnya.

“Gue ga takut ngebunuh lo juga. Ah no, both of you.” Hoseok terjatuh saat kedua pria itu melepaskan pegangannya. Pandangan Namjoon bergetar menatap Hoseok yang tak berdaya tergeletak di tanah. Terbatuk dan tangannya sedikit mencari pegangan. “Gue tau, sunshine, lo suka Hoseok dari dulu kan?” senyum Jimin memudar.

“But you know who saved him first? Me.”

“you?”

“gue juga dipukulin kalau lo lupa. Pas itu lo cuman acuhin gue padahal gue mau perhatian lo. Tapi lo malah cerita soal anak yang dibully, luka luka, lebam yang lo bawa ke rumah sakit.” Namjoon tak memindahkan pandangannya dari Hoseok.

“Gue juga lebam, Namjoon. Dan Hoseok? Waktu itu lo ga kenal Hoseok tapi kenapa lo justru perhatian sama dia?” Namjoon dapat melihat air mata Jimin sedikit menetes. Ia kemudian menatap kedua pria asing itu dan benar saja, Jimin memerintahkan mereka agar meninggalkan Jimin, Namjoon dan Hoseok. Tipikal Jimin, Namjoon tau bahwa ia tak mau orang lain melihatnya lemah.

“gue gatau soal itu, kenapa lo ga kasih tau gue?”

“Karena apapun yang gue lakuin, gaada yang bisa narik perhatian lo. My daily life, pas gue seneng, pas gue sedih, percuma kalau gue cerita, toh lo juga gabakal intrested.”

“Jimin, I’ll dedicate my life for you, if only—“

“what a bullshit.” Jimin kemudian menembakkan pistol ke arah Namjoon. Matanya membesar tangannya bergetar hebat. Pistol itu terjatuh tepat di depannya. Hoseok yang mendengar tembakan itu sedikit mengangkat wajahnya. Sangat buram, Jimin melangkah maju dengan langkah pelan menghampiri Namjoon.

“Yoongi?” Jimin berbisik

“Hyung? You okay?” sebuah luka tembak mengenai Yoongi saat ia berlari mendorong Namjoon tepat setelah Jimin menarik pelatuknya. Namjoon berusaha menghentikan pendarahannya.

“Jimin, let hoseok go okay?” Yoongi menahan perih yang luar biasa di tubuhnya. “You trust me right? Trust me and I trust you. I’m asking you not because of Hoseok, its because of you.”

“Lo harusnya ga di sini!!”

“You too, kita ada date makanya gue dateng.” Senyum Yoongi terukir menatap Jimin. Sangat hangat namun Namjoon semakin panik menatap Yoongi dan Hoseok yang terlihat parah.

“Jimin please, please??” Namjoon mendanggak menatap Jimin yang masih berdiri di depannya dengan air mata yang membanjiri pipinya. Namjoon memohon kepadanya dan itu yang Jimin inginkan. Wajah Yoongi memucat dan Jimin benar-benar tak tega melihatnya.

“Jimin, we should date so let him go so we can go okay?” Yoongi masih berusaha bersuara. Pandangan Namjoon tak lepas dari Hoseok. Jimin menjatuhkan dirinya berlutut di depan Yoongi. Meraihnya lalu mendekapnya erat, menahan pendarahannya sedangkan Namjoon langsung berlari untuk merengkuh tubuh Hoseok.

“Sorry, I’m so sorry..” Namjoon memeluk erat Hoseok, meraih ponselnya menghubungi tenaga medis agar mereka berdua bisa tertolong.

“I’m sorry, its okay, I’m sorry..”

“Its okay, Joonie. I can handle it, kita harus—cepet selamatin Yoongi.”

“They’re on the way baby. They’re on the way.” Namjoon tak melepaskan dekapannya. Hoseok meringkuh di dekapannya. Sangat hangat. Namjoon membuatnya tenang dengan pelukan hangatnya. Terdengar tangisan Jimin membuat Hoseok sedikit khawatir dengan Yoongi. Namun ia percaya saat Namjoon berkata, “You both will be okay. You will be okay baby.”