Sight
Jungkook kini berjalan mengikuti pemuda di depannya sambil sesekali matanya menelusuri toko-toko yang berada di Mall. Ini adalah hal yang sering dilakukan Jungkook namun ia sangat suka melihat benda atau hal yang menarik matanya. Dua atau tiga kali melihatnya, Jungkook tetap tertarik.
Saat ia dan Yoongi jalan bersama, Yoongi tak lelah untuk mengikuti Jungkook masuk kedalam toko hanya untuk melihat-lihat lalu kemudian keluar tanpa membeli apapun.
Namun Yoongi sering kali mencuri kesempatan untuk membeli sesuatu jikalau Jungkook menyeretnya kedalam toko mainan. Yoongi sering memberikan Jungkook hadiah sebuah figure superhero kesukaannya secara mendadak saat mereka tiba saatnya makan malam atau sedang bersantai. Berbeda dengan Yoongi, pemuda di depannya lebih banyak berbicara dan Jungkook memilih untuk mengikuti Yeonjun kemana pun ia pergi.
“Jadi kak, toko itu ada di lantai 3, kakak belum pernah kesana?” Yeonjun sesekali menoleh menatap Jungkook saat ia berbicara atau menanyakan sesuatu, memastikan bahwa ia mendengarkannya.
“Kalau belum, ini baru pertama kali dong? Sekarang kita ngedate?” Yeonjun berbalik berjalan mundur sambil melihat Jungkook yang sedikit menggeleng
. “Kita kan..cuman mau beli makanan ya?” Sang lawan bicara hanya tertawa kecil lalu kembali berjalan menaiki eskalator. Yeonjun berbalik lagi menatap Jungkook yang berada satu anak tangga di bawahnya.
“Kenapa?” sedikit aneh saat Yeonjun menatapnya dengan senyuman tipis. Dia tidak mirip dengan sang kakak.
Yoongi tak pernah berbalik namun ia akan berada di samping Jungkook atau di belakangnya saat menaiki eskalator. Yoongi juga tidak memiliki senyum seperti itu, bagi Jungkook, senyum Yoongi adalah yang termanis.
“Kak, kok lo belum punya pacar? How can? You’re cute, caring person, soft, kenapa gaada yang berani deketin kakak?” Itu karena Yoongi.
Jungkook mengalihkan pandagannya enggan menjawab. Hari ini ia hanya berencana membeli sebuah roti untuk Yoongi kemudian pulang. Ia tentu tidak lupa akan kebaikan Yeojun sebagai adik. Sorot mata Yeojun memberi sinyal bahwa pemuda itu benar-benar jatuh hati dengan Jungkook dengan caranya yang tak berhenti menatap Jungkook sampai tangga terakhir eskalator.
“Kak, pertanyaa gue belum dijawab loh?” Yeonjun kini berjalan sejajar dengan Jungkook, menatap wajah Jungkook yang masih terdiam karena enggan mengeluarkan jawaban seperti,
“gaada yang berani soalnya punya kak Yoongi.”
Namun ia malah menjawab Yeonjun dengan, “Itu bukan toko kuenya?” sambil menunjuk sebuah toko dengan logo yang sama dengan paket makanannya kemarin. Jungkook kemudian masuk mengambil beberapa roti dan memesan sebuah kopi untuk Yoongi. Kemudian ia menoleh menatap Yeonjun yang sedang sibuk memilih beberapa roti dengan seksama. Sambil meunggu, Jungkook keluar dari toko kemudian kembali melihat sekitar. Hampir 24 jam ia tak pernah berbicara dengan Yoongi namun ia sudah rindu. Tapi ia pikir, rindunya akan terbalas jika sang kekasih telah menerima ucapan permintaan maafnya dan ia akan lega karena Jungkook pikir menjadi yang pertama meminta maaf bukanlah hal yang salah.
Senyumnya merekah, pipi gembulnya memerah saat melihat Yoongi berada di lantai bawah di sebuah toko perhiasan. Apakah ia akan membeli hadiah untuk Jungkook? Mungkin itu isi pikiran pemuda itu sekarang. Ia mengikuti gerak gerik Yoongi namun senyumnya memudar saat melihat Sora sedang menunjukkan sebuah cincin kepada Yoongi. Bukan karena Sora menemani Yoongi, namun bagaimana cara Yoongi memasangkan cincin ke jari manis Sora membuat Jungkook sangat kesal. Ia terdiam mematung berusaha mengatur pikirannya agar tak karuan, namun ia tak bisa. Yoongi yang sadar dirinya dipantau kini mendanggak keatas menatap Jungkook. Namun Jungkook bergegas menarik Yeonjun dengan dua kantong plastic di tangannya dan berjalan mengikuti Jungkook.
“kak? Lo—nangis?”