The Meeting

Semuanya membungkuk saat Hoseok dan Yoongi mulai memasuki gedung. Aura mereka berbeda dan sedikit senyum hangat untuk menyapa para pegawai lainnya.“selamat pagi” ucapan tersebut terus-menerus mereka terima setiap harinya. Hoseok kemudian langsung berjalan menuju lift dengan Yoongi yang berjalan di beakangnya.

“Model udah kumpul di ruang meeting. Mereka cuman berdua so, agak gampang buat ngasih beberapa penjelasan.” Yoongi mulai menekan tombol lift lalu kembali menyender di samping Hoseok.

“Okay, got—dua??” Hoseok sadar. “Dua orang? Model gue?” Ia kemudian segera mengulurkan tangannya agar pintu lift kembali terbuka. Wajah panik Hoseok telrihat, ia menatap Yoongi seakan bertanya tanya. Dimana Namjoon?

Yoongi hanya menggedikkan bahu tak tau kabar model yang Hoseok maksud. Kemudian, seseorang masuk dengan sekantong roti penuh di pelukannya. Mata Namjoon membulat menatap Hoseok yang memasang wajah paniknya.

“Namjoon!” Hoseok tersenyum langsung menarik Namjoon masuk kedalam lift. Sadar akan hal itu, Yoongi sedikit melirik dan dengan cepat menegakkan tubuhnya.

Menatap Namjoon diam dan dengan tatapan lain. Ia menarik lengan Hoseok agar sedikit menjauh dari Namjoon, namun pemuda itu seperti magnet bagi Hoseok. Pintu lift tertutup membuat mereka bertiga berada di dalam lift dengan aura yang berbeda, terkhusus Yoongi dan Namjoon

“Gue kira lo ga dateng.” Mata Yoongi membulat mendengar perkataan Hoseok barusan.Gue? Hoseok tidak pernah berbicara Bahasa non-formal pada orang lain, sekalipun modelnya.

“Ini, buat sarapan.” Sekantong roti dari cafeteria ia serahkan kepada Hoseok. Pagi ia pergi lebih dulu untuk membeli beberapa roti untuk Hoseok. Mengingat pria itu mengatakan bahwa hanya ada kopi di meja kerjanya saat ini, Namjoon berinisiatif memberi Hoseok sarapan ringan.

“Makasih tapi Hoseok jarang sarapan.” Yoongi meraih kantong itu untuk diamankan. Tatapan Yoongi dan Namjoon bertemu dengan Hoseok yang berada di tengah-tengah mereka.

Yoongi dengan tatapan tak suka sedangkan Namjoon dengan tatapan remeh.

“Right…gue ga biasa sarapan but thanks!”

Pintu lift terbuka, ketiganya langsung keluar dari lift dan berjalan menuju ruang meeting. Di dalam sana sudah terdapat dua model pria dan wanita yang sedang duduk berbincang ringan. Hoseok tersenyum menyambut mereka lau kemudian duduk di depan mereka. Namjoon duduk tepat di depan Hoseok dan mulai tersenyum.

“Kalian pasti sudah tau kenapa saya mau bertemu.” Yoongi kemudian meletakkan beberapa katalog di atas meja. Lalu ia kemudian menampilkan katalognya di layar tancap.

Foto Hoseok dengan model baju berbeda, membuat Namjoon sesekali melirik karah Hoseok yang fokus dengan apa yang di tampilkan di atas.

“Katalog untuk back to school kali ini, saya memilihi kalian—“ netra Yoongi menatap kearah Namjoon kemudian kembali menatap kedua modelnya. “—untuk menjadi model katalog musim ini.”

Presentasi berjalan dengan lancar membuat mereka sedikit berdiskusi tentang katalognya. Namun, tidak ada suara dari Namjoon. Pemuda itu terus menatap gelang pemberiannya di pergelangan tangan Hoseok. Ia juga sesekali mencuri-curi pandang menatap wajah Hoseok yang sedang fokus menjelaskan mekanisme pemotretan kepada modelnya. Manis, pikir Namjoon.

“Hanya itu untuk hari ini, thanks for coming. See you tomorrow untuk pemotretan.” Hoseok tersenyum menatap kedua model tersebut lalu menoleh menatap Namjoon.

Ia sadar bahwa sedari tadi, Namjoon hanya diam mendengarkan Hoseok berbicara. Tak ada balasan sama sekali membuat Hoseok berkenan meluangkan waktunya untuk Namjoon.

“Can you stay here with me a little bit? You seems lost.” Hoseok kembali duduk dan Yoongi, menatap mereka berdua dengan tatapan yang tidak menyenangkan.

“Hoseok, kita ada pertemuan pukul 11.” “Just 5 minutes.”

“Jangan buang-buang waktu.Let’s go, I’ll prepare your clothes.”

“Yoongi, just 5 minutes.”

Yoongi menatap Namjoon seperti mengisyaratkan kepada pemuda itu bahwa ia harus berhati-hati untuk tidak melakukan hal buruk pada Hoseok. Namjoon hanya terdiam dan matanya masih tertuju pada Hoseok. Mengikuti kata Hoseok, Yoongi justru keluar ruangan setelah ia berkata, “I’ll wait on Lobby.”